6 Jenis Tokoh Jahat atau Antagonis dalam Penulisan Cerita Fiksi

Daya tarik utama cerita fiksi apa pun adalah perjuangan tokoh utama protagonis menghadapi tokoh jahat atau antagonis yang menjadi lawannya.

Meskipun sering menuai ketidaksukaan dan antipati dari pembaca karena karakter mereka, tokoh antagonis adalah keharusan dalam sebuah konsep cerita. Tanpa adanya peran antagonis, seringkali sebuah cerita menjadi terasa demikian kosong dan datar, atau bahkan sangat tidak menarik.

5 Tokoh Jahat atau Antagonis dalam Menulis Cerita Fiksi

tokoh jahat atau antagonis dalam cerita
Source: Quickbyte.com

Dalam bahasa yang sederhana, antagonis adalah lawan dari protagonis. Sementara dalam pembahasan sebuah cerita fiksi, antagonis adalah sebuah karakter yang berperan sebagai lawan, kontra, atau musuh dari karakter protagonis. Umumnya antagonis banyak mendapat gambaran sebagai tokoh dengan karakter yang jahat, licik, dan juga banyak memiliki sifat buruk.

Tetapi sebagai penulis, kamu tidak dapat menetapkan pengertian apa itu antagonis sebagai gambaran dari kejahatan dan musuh protagonis semata.

Untuk mendapatkan cerita yang lebih menarik kamu membutuhkan pemahaman yang lebih kompleks untuk menciptakan karakter antagonis. Tokoh antagonis yang diciptakan seperti pada umumnya akan membuat cerita yang ditulis juga terasa biasa-biasa saja.

Nah sekarang, bagaimana sih caranya menciptakan karakter antagonis untuk sebuah cerita fiksi? Berikut uraian lebih lengkap untuk pembahasan ini.

6 Jenis Motivasi Tokoh  Jahat atau Antagonis dalam Cerita Fiksi

Dari sisi tujuannya, tokoh antagonis adalah tokoh yang tindakan dan kepentingannya adalah untuk menggagalkan dan menghalangi tujuan dari tokoh protagonis. Namun demikian, seorang penulis juga tidak bisa menciptakan sifat-sifat jahat antagonis dalam diri satu tokoh tanpa memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa tokoh tersebut bisa menjadi jahat.

Sebuah karakter dapat menjelma menjadi jahat tentu saja memiliki sebab-sebab.

Nah sebab-sebab inilah yang harus seorang penulis kuasai supaya tokoh antagonis ciptaannya dapat tergambarkan dengan sempurna di benak pembaca.

Karakter antagonis seringkali dideskripsikan sebagai pribadi yang jahat, kejam, licik, bertabiat buruk, dan lain sebagainya. Akan tetapi, seorang penulis pada dasarya memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi karakter antagonisnya dengan lebih maksimal.

Nah berikut adalah 6 jenis karakter antagonis paling umum dalam cerita fiksi. Dengan memahami latar belakang jenis karakter antagonis ini, kamu dapat membuat sebuah kisah yang lebih menarik lagi.

1. Tokoh Antagonis Dengan Motivasi Rasa Lapar dan Kedengkian

tokoh antagonis dalam sinetron
Source: Grazia Middle East.com

Jenis antagonis satu ini adalah yang paling umum dalam banyak cerita.

Banyak penulis yang menggunakan karakter antagonis seperti ini sebagai lawan dari karakter protagonis yang ia ciptakan. Unsur pendorong utama yang memotivasi karakter antagonis untuk melawan dan menentang karakater protagonis dalam konsep ini adalah rasa kedengkian dan iri hati.

Tokoh karakter antagonis dengan motivasi iri dengki memiliki lebih banyak lagi penjabaran dari sekedar apa yang bisa bisa kamu bayangkan. Namun secara umum antagonis tipe pertama ini melatarbelakangi semua tidakannya dari rasa lapar akan kekuasaan, pengaruh, dan materi.

Tindakan negatif dan perbuatan buruk karakter ini mengimplementasikan rasa laparnya tersebut.

2. Karakter Antagonis dengan Motivasi Pengkhianatan

motivasi tokoh antagonis cerita
Source: http://www.4coloums.com

Buruknya pengkhianatan itu adalah karena ia tidak pernah datang dari orang asing, namun selalu datang dari orang-orang dekat dan dan kamu kenal.

Anonim

Menggambarkan dan menciptakan sebuah peran karakter antagonis yang memotivasi tindakannya karena pengkhianatan adalah sesuatu yang menarik. Karakter ini pada mulanya dapat saja menjadi bagian terdekat dari karakter tokoh protagonis. Betrayal atau pengkhianatan dapat saja terjadi pada diri sahabatnya, keluarganya, kekasihnya, dan lain sebagainya.

Untuk memperkaya penulisan tentang karakter antagonis yang motivasinya adalah pengkhianatan, seorang penulis dapat pula memasukkannya pada sebuah konflik mengenai keputusan yang sulit.

Karakter pengkhianat dalam hal ini tercipta karena ia membuat keputusan buruk saat menghadapi sebuah situasi yang sulit.

3. Tokoh Antagonis dengan Motivasi Otoritas

tokoh jahat atau antagonis dalam cerita
Source: http://www.dhristi.magazine

Pemerintah atau institusi kekuasaan adalah manifestasi paling sempurna dari gambaran karakter antagonis otoritas.

Dalam cerita ini, penulis membangun sebuah kisah yang membenturkan keinginan karakter protagonis yang bertentangan dengan kebijakan dan tujuan otoritas seperti pemerintah dan lain sebagainya.

Dalam cerita satu ini, lawan dari tokoh utama protagonis adalah pemerintah dan aturan-aturannya.

Pada konsep yang lebih luas, institusi otoritas antagonis dapat lebih berkembang lagi misalnya menjadi otoritas keluarga, otoritas agama, otoritas politik, otoritas adat istiadat, otoritas perusahaan, dan lain sebagainya.

4. Tokoh Antagonis Kekuatan Alam

tokoh jahat atau antagonis dalam film
Source: http://www.Hollywoodreporter.com

Tidak ada motivasi khusus untuk cerita yang kemudian mengambil alam sebagai musuhnya.

Cerita yang bangunannya seperti ini menjadikan alam raya sebagai lawannya untuk mencapai tujuan. Musibah bencana alam, atau medan alam yang berbahaya, adalah salah satu contoh populer untuk mewakili karakter antagonis dengan musuhnya berupa kekuatan alam.

Buku karya Nando Parrado berjudul Alive yang menceritakan kisah ia bertahan hidup dan mencari bantuan di pegunungan kejam Andes, adalah salah satu contoh kekuatan alam menjadi lawan dalam sebuah cerita.

Survival dalam jerat hutan belantara, bertahan hidup di tengah lautan yang ganas seperti pada film Life of Pi juga bisa menjadi contoh untuk mewakili karakter antagonis dari kekuatan alam.

5. Karakter Antagonis dengan Motivasi Diri Sendiri

antagonis dalam cerita
Source: http://www.addictioncenter.com

Menceritakan karakter antagonis yang bersemayam dalam diri sendiri memerlukan sebuah pemahaman yang lebih baik dan mungkin saja tidak sederhana.

Konsep ini menjadikan diri sendiri pada tokoh protagonis sebagai lawan dari keinginan yang ingin ia capai. Contoh sederhana konsep ini misalnya pada cerita yang menjadikan tokoh protagonis kecanduan obat-obatan terlarang kemudian berupaya untuk melawannya.

Selain kecanduan dan sejenisnya, beberapa cerita juga tertarik menggunakan metode amnesia untuk mengadopsi karakter antagonis mereka. Di lain kesempatan misalnya, penyakit, rasa takut atau rasa khawatir dapat pula menjadi manifestasi dari karakter antagonis satu ini.

6. Tokoh Antagonis Gabungan atau Kompleks

Jenis terakhir dari tokoh antagonis dalam sebuah cerita fiksi adalah gabungan dari 5 jenis karakter antagonis sebelumnya. Gabungan karakter antagonis ini dapat saja merupakan kompleksitas dari dua jenis karakter antagonis, atau bahkan lebih. Contoh yang paling mudah dalam memahami hal ini misalnya sebuah karakter antagonis yang merupakan gabungan dari kedengkian, pengkhianatan dan juga otoritas.

Membuat sebuah cerita yang menggabungkan banyak karakter antagonis untuk menjadi lawan dari protagonis tentu saja membutuhkan tingkat kemampuan menulis yang baik. Namun hasil dari kompleksnya antagonis dari sebuah cerita, tentunya juga akan sangat mampu memberi efek yang menarik bagi emosional pembaca.

Kesimpulan

Menulis sebuah cerita bukanlah sesuatu yang sulit, tapi juga tidak dapat kamu anggap remeh.

Segala sesuatu yang menjadi unsur pembentuk cerita secara lengkap haruslah harus kamu rinci sebaik mungkin untuk mendapatkan sebuah kisah cerita yang berkualitas. Termasuk pula dalam unsur ini adalah menciptakan sebuah karakter jahat atau antagonis yang dapat mendukung penulisan cerita menjadi lebih sempurna.

BACA JUGA

Tingkatkan kemampuan menulismu

Yuk, gabung bersama kelas menulis kami sekarang

kelas menulis online

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 19 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini: