Panduan Lengkap Menulis Buku Fiksi dan Nonfiksi

Menulis buku fiksi dan nonfiksi, membutuhkan niat dan tekat yang kuat, konsistensi, dan juga kedisiplinan. Orang-orang boleh berbicara mengenai talenta, mengenai bakat, mengenai mood, dan mungkin juga mengenai inspirasi untuk bisa menulis sesuatu dan kemudian bisa menjadi sebuah karya tulis atau buku.

Namun hakikatnya, tidak ada faktor yang paling menentukan selain kedisiplinan, konsekuensi dan juga niat yang kuat. Karena talenta sehebat dan seluar-biasa apa pun, tidak akan mampu mengalahkan kerja keras dan konsistensi.

Menulis fiksi dan nonfiksi, ilmiah atau pun fantasi, sejarah atau pun opini, semua membutuhkan kerja keras dan konsistensi supaya dapat menjadi sesuatu yang bernilai atau menjadi buku.

Langkah yang menjadi metode penulisan dan penyusunan, adalah bagian yang tak terpisahkan dari rangkaian konsistensi tersebut.

Sebelum masuk pada langkah-langkah menulis fiksi dan non fiksi, memaknai istilah ‘menulis’ itu sendiri mungkin juga perlu untuk kita review sekali lagi.

Apa Itu Menulis Buku Fiksi dan Nonfiksi?

Source: http://www.unsplash.com

Menulis tidak hanya sebuah istilah untuk menggambarkan aktivitas ketika tangan mempertemukan pena dan kertas. Aktivitas ini juga bukan sekedar kegiatan menyusun kata dan kalimat untuk menjadi sebuah prosa dan alinea.

Lebih daripada itu, menulis juga merupakan sebuah bagian dari cara manusia untuk menuangkan kekayaan akal dan pikiran dalam sebuah media yang dapat dilihat dan direnungkan oleh orang lain.

Pada perkembangannya, menulis juga menjadi sebuah media untuk menyalurkan aspirasi, inspirasi, juga partisipasi seseorang untuk sesuatu yang di kemudian hari, dapat saja memiliki nilai manfaat bagi orang lain.

Pada dasarnya setiap orang memiliki potensi untuk menjadi penulis, karena setidaknya setiap orang memiliki kisah masing-masing yang pasti memiliki nilai menarik untuk diceritakan.

Akan tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan menulis, karena sekali lagi menulis bukan hanya bercerita tentang kemampuan menyusun kata dan mengolah kalimat. Namun yang lebih penting daripada itu adalah tentang kesungguhan, kedisiplinan dan juga konsistensi.

Berikut saya akan membagikan sedikit pengalaman saya dalam menulis baik fiksi mau pun non fiksi. Apa saja yang saya lakukan sebagai persiapannya, bagaimana saya memulainya, bagaimana menjaga semangat untuk menyelesaikan tulisan dan lain sebagainya.

Setiap penulis mungkin memiliki metode dan cara yang berbeda, namun saya kira pada beberapa bagian utama, prinsipnya mungkin tidak terlampau jauh berbeda.

Langkah-Langkah Menulis Non Fiksi

Sebelum membahas lebih lengkap bagaimana cara menulis buku fiksi dan nonfiksi, mari kita mulai dengan penulis buku fiksi terlebih dahulu.

Ada beberapa langkah yang secara umum bisa kamu lakukan untuk sebelum menulis buku fiksi, yaitu; menentukan tema, menentukan sub tema, menyusun konsep dasar, riset sumber, dan seterusnya. Berikut penjelasan lengkapnya step by step.

1. Tentukan Tema Buku Nonfiksi yang Ingin Kamu Tulis

Source: Amazon.com

Apa yang ingin kamu bahas secara utama dalam tulisan tersebut?

Buku saya yang sudah terbit tema utamanya adalah mountaineering atau pendakian gunung, jadi saya mengunci tema utama saya dalam penulisan adalah tentang dunia pendakian gunung.

Jika kemudian dalam penulisan saya menemukan hal lain di luar mountaineering yang memiliki nilai relevansi, maka itu sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tambahan saja.

2. Buat Sub Tema Buku Non Fiksi

Source: Google Site

Pada buku saya yang kedua berjudul Mahkota Himalaya, bahasan utamanya adalah pendakian gunung di Himalaya dan Karakoram, sub temanya secara spesifik adalah profil empat belas puncak gunung tertinggi di muka bumi yang sering diistilahkan sebagai Mahkota Himalaya.

Buku ini tema utamanya adalah mountaineering, sementara sub tema spesifik pembahasannya adalah empat belas puncak tertinggi Himalaya.

Jadi tentukan tema spesifik dari pokok bahasan utama yang ingin kamu bahas.

3. Susun Konsep Dasar Buku Nonfiksi

Apa saja yang ingin kamu sampaikan dalam penulisan ini?

Buatlah semacam kerangka karangan yang sederhana terlebih dahulu sebelum kamu kembangkan menjadi sebuah tulisan yang utuh. Pada buku mountaineering misalnya saya memulai dengan pengertian, latar belakang, sejarah, lokasi, dan semacamnya.

Konsep dasar bagi saya adalah sesuatu yang penting dalam menulis, karena inilah yang kemudian menjadi pedoman kita untuk mengolah sumber dan kemudian menuangkannya dalam tulisan.

Tanpa konsep yang jelas dan terstruktur, penulisan akan menjadi terlampau luas dan kadang malah sudah di luar orientasi.

4. Mengumpulkan Sumber Buku Nonfiksi

cara menulis buku fiksi dan non fiksi
Source: Pinterest

Karya nonfiksi harus berdasarkan data yang akurat, jelas, dan spesifik. Karena itulah sumber menempati bagian yang sangat penting dalam penulisan non fiksi.

Seorang penulis dapat saja memasukkan analisa pribadi, opini, dan pandangannya terkait sebuah masalah yang ia uraikan dalam buku non fiksi. Namun untuk tulisan yang sifatnya adalah data, statistik, dan lain semacamnya, sebaiknya tetap menggunakan sumber yang relevan.

Dalam pengumpulan sumber ini, konsep atau kerangka tulisan yang telah kamu buat akan membantu memudahkan prosesnya.

Dalam mountaineering misalnya, konsep yang saya tulis adalah pembahasan tentang Mount Everest, maka langkahnya kemudian adalah saya bisa mengumpulkan sumbernya terkait dengan profilnya, lokasi geografisnya, sejarah pendakiannya, dan juga perkembangan aktivitas di dalamnya hingga masa yang lebih aktual.

5. Mulai Menulis Buku Nonfiksi

Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah tulisan kecuali melakukannya sesegera mungkin. Jika menunggu semuanya siap dan sempurna, kadang sebuah tulisan tak pernah bisa dimulai.

Jika tema utama sudah kamu dapat, bahasan spesifik sudah kamu tetapkan, konsep dasar sudah ada, dan sumber pun telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah just do it, write on!

6. Konsisten

cara menuli buku fiksi dan non fiksi
Photo by lilartsy on Pexels.com

Jika sedang malas menulis, kamu harus tetap menulis. Jika sedang tidak ada mood, tuntut diri sendiri untuk disiplin menulis meskipun tidak ada mood.

Suasana dan mood bisa kamu upayakan dengan kedisiplinan. Jika memang merasa bosan atau inspirasinya benar-benar buyar, mungkin ambil waktu sebentar untuk bersantai dan kemudian menulis lagi.

Saya biasanya jika benar-benar buntu untuk meneruskan tulisan, saya akan libur satu dua hari dan menggunakan liburan itu untuk hiking, mendaki gunung atau pun bertualang seorang diri. Atau kadang mengajak anak dan isteri untuk refreshing bersama. Umumnya setelah libur seperti itu, kebosanan dan jenuh akan kembali bisa diatasi dan tulisan bisa dilanjutkan dengan pikiran yang lebih segar.

Sementara jika hanya tidak mood, atau bahasa yang saya tulis terasa kacau, saya hanya istirahat sebentar untuk menonton film, melihat foto-foto, atau malah tidur.

Namun tetap harus selalu kamu ingat untuk kembali menulis jika sudah merasa rileks kembali. Kemalasan untuk meneruskan tulisan jika dibiarkan akan berlarut-larut dan berbahaya.

Jadi konsisten dan istiqomah adalah hal utama.

7. Baca Ulang

cara menuli buku fiksi dan non fiksi
Source: Pinterest

Tidak semua orang suka membaca tulisan yang sudah ia tulis.

Jika itu hanya sepuluh dua puluh lembar mungkin tidak masalah, namun jika itu 500 halaman atau lebih? Maka kamu membutuhkan kemauan keras untuk mau membaca ulang dan kemudian mengeditnya jika ada yang salah.

Membaca ulang tulisan dan mengeditnya adalah hal penting, dan ini tidak cukup hanya sekali.

Saya bahkan minimal tiga kali membaca ulang tulisan saya sebelum itu menjadi naskah final yang siap untuk saya kirim ke penerbit.

8. Publish

cara menuli buku fiksi dan non fiksi
Source: Medium

Langkah terakhir dan pamungkas adalah mempublikasi tulisan. Baik secara cetak mau pun digital.

Publikasi secara digital mungkin lebih sederhana, namun tetap dibutuhkan banyak perjuangan sampai karya tulis tersebut dapat disodorkan dan memiliki nilai jual kepada masyarakat.

Sementara secara cetak, kita sendiri dapat memilih cara mandiri atau pun melalui penerbit mayor. Proses penerbitan dan publikasi akan kita bahas pada bagian lain, Insya Allah.

Langkah-Langkah Menulis Buku Fiksi

Nah, bagaimana dengan menulis fiksi? Apa saja langkah-langkah yang bisa kamu lakukan sebagai formulasinya?

Mari simak stepnya berikut satu-persatu.

1. Temukan dan Kunci Ide Cerita Fiksi Secara Ringkas

cara menuli buku fiksi dan non fiksi
Photo by Eva Elijas on Pexels.com

Ini adalah bagian paling penting dari menulis cerita fiksi, yakni kita harus mendapatkan ide cerita secara garis besar terlebih dulu. Tentang apa? Bagaimana jalan ceritanya? Apa klimaksnya? Dan, bagaimana pula endingnya?

Jika jalan cerita secara garis besar sudah didapat dan dikunci, maka penulisan akan lebih gampang dan mudah. Konsep cerita itu adalah laksana kerangka tulisan pada karya non fiksi, ia akan membantu penulis untuk stay on right track.

Kita boleh memperturutkan imajinasi kita yang liar, mencampuradukkan opini pribadi dan imajinasi, menambahkan faktor historikal dan sain teknologi, atau membuat argumentasi fantasi dan proyeksi, namun  konsep cerita secara garis besar akan membantu karya kita untuk tetap efisien, konsisten dan tidak melebar terlampau jauh.

2. Segera Menulis Buku Fiksimu

Jika menulis menunggu adanya laptop baru, kertas hvs terbaik, pena yang indah, atau hari-hari dengan suasana yang cemerlang penuh inspirasi, maka mungkin saja tulisan tidak akan pernah dimulai.

Dalam menulis, persiapan terbaik adalah memulainya dengan segera.

Sekali lagi jika konsep dasar cerita sudah kamu dapat, proses itu akan jauh lebih mudah.

3. Istiqomah Menulis Cerita Fiksi Hingga Selesai

cara menuli buku fiksi dan non fiksi
Source: wowwriting.com

Pada tulisan fiksi, kadang saya menemukan ada beberapa bagian yang saya merasa buntu untuk meneruskannya. Seolah-olah bagian itu adalah deadlock dari rangkaian tulisan yang jumlahnya mungkin sudah ratusan lembar.

Terbawa hanyut oleh perasaan dan rasa malas, tulisan itu tidak pernah disambung, padahal disanalah sebenarnya kunci penyelesaian dari karya tersebut.

Jika menemui masalah begini, saya kadang meminta isteri saya untuk membaca bagian deadlock tersebut, meminta pendapatnya, apa yang kurang dan apa pula yang berlebihan. Dan pertimbangan isteri saya itu kemudian saya gunakan untuk mengevaluasi kembali dimana sebenarnya kebuntuan yang membuat tulisan itu terasa jenuh dan membosankan.

Lanjut menulis lagi dan istiqomah melakukannya, konsisten, setiap hari.

Jika satu hari seseorang bisa menulis karya fiksi sepanjang lima halaman saja, maka dalam satu bulan jika konsisten ia sudah memiliki 150 halaman karya yang siap dalam tulisan. Dan jika konsep dasar cerita yang ia susun berjumlah 300 halaman, maka dalam waktu dua bulan naskahnya akan selesai. 

Konsisten dan ketekunan memang selalu memegang kendali.

4. Temukan Detail Referensi Nyata dari Penulisan Buku Fiksi

cara menuli buku fiksi dan non fiksi
Source: Slideshare

Menurut saya, kisah fiksi yang berhasil adalah yang disangka sebagai sebuah kisah nyata atau true story. Salah satu cara untuk menciptakan nuansa kisah nyata dalam kisah fiksi adalah detail, jadi pada bagian tertentu, buat cerita dalam tulisan kita itu se-spesifik dan sedetail mungkin.

Misalnya jika kita bercerita tentang tokoh utama yang pergi ke suatu tempat menggunakan pesawat, maka cari referensi pesawatnya di dunia nyata, apa jenis pesawatnya, berapa kapasitas penumpangnya, apa kelebihannya, berapa panjang runway-nya, dan hal mendetail yang lain. 

Masukkan data-data itu dalam kisah kita dengan berbagai narasi yang sesuai. Dan detail seperti itu akan membuat kisah fiksi kita terbias laksana kisah nyata.

5. Selesaikan, Baca Ulang dan Publish Buku Fiksimu

Dalam menulis buku fiksi mau pun nonfiksi, proses baca ulang dan penulisan ulang adalah bagian yang sangat melelahkan. Untuk menyelesaikan bagian ini, kamu membutuhkan banyak motivasi dan juga komitmen.

Seperti halnya pada penulisan non fiksi, membaca ulang dan editing adalah bagian penting dalam tulisan fiksi. Dengan membaca ulang kita dapat menilai apakah satu bagian terasa berlebihan atau kurang. Dan selesaikan tulisan itu hingga ia menjadi sesuatu yang final dan siap untuk dibaca oleh banyak orang.

Hal Lain yang Menunjang Menulis Buku Fiksi dan Nonfiksi

cara menulis buku fiksi dan non fiksi
Source: Coudle Sanctuary

Di samping langkah-langkah di atas yang dapat kamu ikuti secara berurutan, menulis buku fiksi dan non fiksi akan semakin mudah jika kamu bisa mempraktikkan beberapa tips berikut ini.

Tips ini bukan bagian dari langkah teknis untuk menulis buku fiksi atau pun nonfiksi, hanya satu dengan mempraktikkan tips berikut, proses yang kamu lakukan akan jauh lebih mudah.

Berikut tipsnya.

  • Perbanyak referensi dengan banyak membaca karya orang lain.
  • Terbuka dengan segala bentuk penilaian dan kritik.
  • Jangan larut dengan pujian.
  • Sediakan waktu khusus setiap minggu untuk berdialog dengan diri sendiri, bisa melalui berbagai cara. Hiking, bertahajud, dan lain sebagainya.
  • Senantiasa berdoa semoga Allah SWT menunjuki jalan yang lurus, menganugrahkan ilham dan kefahaman dalam menulis. Yang terpenting, semoga tulisannya bermanfaat bagi orang lain dan bisa menjadi amal sholeh bagi penulisnya sendiri.

BACA JUGA:

Hasilkan karya terbaikmu sekarang

Yuk, gabung bersama kami dalam kelas menulis online

Penulis terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 19 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini: