Cara Membuat Konflik Cerita Yang Menarik

Cara Membuat konflik cerita yang menarik

Ada banyak orang yang bertanya bagaimana cara membuat konflik cerita yang menarik dalam sebuah penulisan novel atau pun cerpen. Ini sebenarnya adalah satu pertanyaan yang klasik, tapi tetap saja beberapa penulis merasa stuck menghadapinya. Untuk itu, Penulis Gunung akan kembali mengulasnya dalam artikel kali ini.

Jadi, pastikan kamu membacanya sampai habis, ya.

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

Daftar Isi Artikel

  1. Cara Membuat Konflik Cerita yang Menarik dalam Penulisan Karya Sastra Seperti Novel dan Cerpen
    1. 1. Tentukan Konflik Sesuai Kebutuhan Cerita
    2. 2. Tentukan Apa yang Diinginkan Tokoh Cerita dan Letakkan Rintangan Didepannya
    3. 3. Ciptakan Karakter yang Bertentangan
    4. 4. Ciptakan Tokoh Antagonis yang Hebat
    5. 5. Tingkatkan Konflik Sepanjang Cerita
    6. 6. Gunakan Sub Plot untuk Meningkatkan Konflik
    7. 7. Tingkatkan Taruhan untuk Tokoh Protagonis
    8. 8. Pikirkan Konflik Cerita Layaknya Film
    9. 9. Baca Karya Fiksi Lainnya
  2. Tingkatkan skill menulismu

Cara Membuat Konflik Cerita yang Menarik dalam Penulisan Karya Sastra Seperti Novel dan Cerpen

Photo by Pixabay on Pexels.com

Konflik adalah sesuatu yang sangat penting dalan penulisan cerita, tanpa konflik cerita akan menjadi sangat datar, tidak menarik dan membosankan. Penulis apa pun pasti menyadari bahwa semakin menarik konflik yang mereka hadirkan maka itu semakin bagus.

Tapi pertanyaan pentingnya kemudian adalah; bagaimana cara membangun sebuah konflik yang menarik dalam cerita? Apakah ada contoh alur cerita yang menarik dan dapat menjadi acuan penulisan konflik?

Sebelum maju ke poin lebih jauh, saya akan mengajak kamu untuk mengetahui dua alasan paling penting mengapa konflik sangat penting dalam penulisan cerita;

  • Memberikan Tujuan; Konflik yang disampaikan pada awal cerita akan menjadi sebuah arah, tujuan, dan gerak dari cerita yang kamu tuliskan. Konflik menjadi satu garis yang dapat menjadi destinasi bergeraknya cerita. Tanpa konflik, cerita hanya akan seperti buih di tengah gelombang, bergerak tapi tidak tentu arah.
  • Membantu Mengembangkan Tokoh (Karakter): Dengan menantang tokoh protagonis untuk menyelesaikan konflik, kamu telah membuka jalan baginya untuk menunjukkan kemampuan, emosi, kualitas dan karakter aslinya. Dan itu selalu berhasil membuatnya menjadi lebih baik.

Selain memiliki dua tujuan tersebut, konflik dalam cerita pun terdiri dari berbagai macam. 6 jenis konflik yang paling umum dalam penulisan novel, cerpen atau cerita lainnya adalah sebagai berikut;

  1. Tokoh protagonis melawan dirinya sendiri.
  2. Tokoh protagonis melawan tokoh antagonis.
  3. Tokoh protagonis melawan masyarakat.
  4. Tokoh protagonis melawan dunia supranatural.
  5. Tokoh protagonis melawan teknologi.
  6. Tokoh protagonis melawan alam.

Ada banyak contoh ide cerita yang menarik berkenaan dengan berbagai konflik di atas, penjelasan lengkap mengenai cara membangun konflik dalam novel bisa kamu baca pula dalam artikel saya sebelumnya; Cara membangun konflik dalam novel.

Sekarang masuk ke poin terpentingnya; cara membangun konflik dalam penulisan cerita.

Nah, setidaknya ada 9 cara yang bisa kamu gunakan untuk membuat konflik yang menarik, bagus dan memikat dalam sebuah penulisan novel atau cerita pendek.

Mari mulai dari yang pertama.

1. Tentukan Konflik Sesuai Kebutuhan Cerita

Photo by Coco Championship on Pexels.com

Cara yang paling dasar untuk membuat sebuah konflik yang menarik pada sebuah cerita adalah dengan menentukan jenis konflik apa yang kamu butuhkan.

Jika kamu menulis novel tentang remaja, kamu mungkin akan banyak mendapatkan referensi konflik tokoh protagonis melawan tokoh antagonis atau karakter vs karakter. Dunia remaja yang penuh ledakan, rasa ingin tahu, pemberontakan, akan memberikan ruang yang luas untuk menyuguhkan konflik jenis ini.

Namun tentu saja tidak terbatas itu saja.

Kamu juga bisa membangun konflik tokoh protagonis melawan dirinya sendiri. Ini mungkin akan menyangkut mengenai pencarian jati diri dan semacamnya.

Mengenai Contoh konflik dalam novel remaja lainnya bisa juga kamu lihat dalam artikel ini; 15 ide cerita menarik untuk genre fiksi romantis.

2. Tentukan Apa yang Diinginkan Tokoh Cerita dan Letakkan Rintangan Didepannya

Photo by Pixabay on Pexels.com

Konflik terbentuk karena ada suatu rintangan, hambatan, kendala yang menghalangi antara tokoh utama (protagonis) dengan tujuan yang ingin ia capai. Dalam penulisan fiksi, cara yang paling dasar adalah memahami eksistensi poin tersebut.

Konflik harus selalu menjadi sesuatu yang penting bagi tokoh protagonis.

Kamu dapat membuat tujuan tokoh protagonis menjadi hal yang demikian signifikan bagi dirinya. Hal ini bisa kuat lagi dengan menjadikan tujuan tersebut menjadi lebih personal supaya konflik cerita menjadi lebih meningkat.

Jangan membiarkan tokoh protagismu melangkah mencapai tujuannya tanpa konflik. Konflik adalah yang menjadikan tokoh cerita bertumbuh, berkembang, dan masuk dalam perasaan rasional para pembaca.

Jadi sekali lagi, konflik novel bisa kamu buat dengan memberikan rintangan pada jalan tokoh protagonis mencapai tujuannya.

3. Ciptakan Karakter yang Bertentangan

Photo by Gratisography on Pexels.com

Ini bukan mengenai karakter protagonis atau tokoh antagonis saja, atau bukan hanya tentang tokoh baik dan tokoh jahat saja. Menciptakan karakter yang berlawanan maksudnya lebih dari sekedar itu.

Bayangkan seseorang yang pernah bermasalah denganmu, atau seseorang yang kamu tidak sukai sifat-sifatnya.

Mereka tidak harus jahat, kejam, kasar, licik atau sangat buruk. Namun kamu bisa membayangkan berbagai karakteristik antitesis yang lain untuk membuat konfliknya semakin menarik.

Beberapa sifat karakter yang bisa kamu pertimbangkan misalnya adalah;

  • Dermawan versus pelit
  • Terus terang versus sembunyi-sembunyi
  • Apa adanya versus berpura-pura
  • Introvert versus ekstrovert
  • Buru-buru versus santai
  • Dan lain sebagainya.

4. Ciptakan Tokoh Antagonis yang Hebat

Photo by Anush Gorak on Pexels.com

Cara membuat alur cerita yang menarik menggunakan konflik selanjutnya adalah dengan menjadikan tokoh antagonis sebagai sosok yang kuat dan tidak mudah dikalahkan. Hentikan dulu framing jika tokoh antagonis selalu jahat, kasar dan tidak memiliki sopan santun. Sebaliknya bangun karakteristik tokoh antagonis yang menarik, kuat atau bahkan kharismatik.

Untuk menghasilkan konflik yang menarik, tokoh antagonis harus sama kuatnya dengan tokoh protagonis, atau bahkan lebih kuat. Dengan cara ini, akan ada upaya yang sangat serius bagi tokoh protagonis untuk mengalahkan tokoh antagonis yang menjadi lawannya.

Dalam cerita-cerita klasik kamu dapat menyaksikan bagaimana kekuatan tokoh antagonis yang tercermin dari fisiknya, kekuatannya, dan kekuasaannya. Nah, kamu dapat menambahkan hal tersebut dengan memperluas lagi apa yang dimiliki oleh tokoh antagonis.

Bukankah ada banyak tokoh jahat yang pintar, cerdas, lemah lembut, memikat dan sangat kharismatik, bukan?

Intinya adalah; semakin kuat dan hebat tokoh antagonis maka semakin besar usaha tokoh utama untuk mengalahkannya.

Dan itu artinya konflik cerita akan semakin menarik.

5. Tingkatkan Konflik Sepanjang Cerita

Photo by Pixabay on Pexels.com

Pertahankan konflik di tengah cerita untuk membuatnya semakin menarik. Buat sang tokoh protagonis semakin tersudut dan nampak semakin sulit untuk mencapai tujuannya.

Ini adalah satu rahasia umum sebagai cara membuat alur cerita yang menarik yakni dengan membuat konflik yang dihadapi oleh tokoh protagonis seolah tidak ada habisnya. Jika satu masalah telah berhasil selesaikan, sambung dengan masalah lain yang membuatnya seakan benar-benar dalam kondisi yang sulit.

Pertahankan tensi cerita yang kuat dengan konflik permasalahan yang terus meningkat.

Cara yang paling mudah adalah dengan meningkatkan pula taruhan yang harus diambil oleh tokoh protagonis untuk menyelesaikannya.

Misalnya begini;

Di awal cerita tokoh protagonis ditantang untuk keluar dari zona nyamannya. Di tengah cerita ia bahkan harus kehilangan orang-orang yang ia cintai, pekerjaannya, hartanya. Menjelang akhir kamu dapat menambahkan tensi cerita dengan membuat tokoh cerita yang nyaris dipenjara, dibunuh atau ditipu.

Sekali lagi, tingkatkan tensi cerita sambil kamu tetap berfokus pada ending dan kesimpulan akhirnya.

6. Gunakan Sub Plot untuk Meningkatkan Konflik

Photo by Pavel Danilyuk on Pexels.com

Jika kamu misalnya menulis satu novel yang berkisah tentang persahabatan, remaja atau kontemporer, kamu bisa berkreasi dengan menambahkan konflik-konflik dalam konflik yang sudah ada.

Bagaimana maksudnya?

Misalkan kamu menjadikan selain konflik utama antara tokoh antagonis melawan tokoh protagonis, kamu juga membuat konflik antara sesama tokoh tritagonis.

Seperti jika jagoanmu adalah seorang remaja yang sedang mecari jati diri dan terlibat dengan geng jalanan. Maka kamu dapat membuat sub plotnya dengan menjadikan persaingan yang kuat antara geng jalanan yang satu dengan geng jalanan yang lain.

Atau coba kamu ingat tokoh imajiner Gandalf yang berkonflik dengan Saruman dan karya monumental J.R.R. Tolkien; The Lord of the Ring.

Itu adalah salah satu contoh konflik dalam cerita fiksi yang termasuk kategori konflik sub plot.

7. Tingkatkan Taruhan untuk Tokoh Protagonis

Photo by Life Of Pix on Pexels.com

Seperti sebelumnya, buat tokoh protagonis semakin di ujung tanduk untuk segera mencapai tujuannya.

Buat ada sesuatu yang hilang dari tokoh protagonis seperti ia kehilangan kekuatan, kehilangan orang-orang tersayang, atau kehilangan kepercayaan dan lain sebagainya. Atau kamu juga dapat meningkatkan taruhan ini dengan membuat ada tokoh lain yang mengejar tujuan yang sama seperti yang ingin dicapai protagonis.

Saya akan memberikan kamu contoh untuk jenis yang kedua ini.

Dalam novel Merapi Barat Daya, tokoh Tatras tidak hanya harus berjuang mati-matian untuk mencapai puncak Tebing Selatan gunung Merapi. Di pertengahan cerita, seorang tokoh lain juga mengincar tujuan serupa. Jika Tatras tidak segera bertindak maka ia akan kehilangan apa yang sudah lama ia cita-citakan.

Nah itu manifestasinya, sebuah konflik meningkat taruhannya dengan memberikan efek keterbatasan waktu, tenaga, dan sumber daya lainnya.

8. Pikirkan Konflik Cerita Layaknya Film

Photo by Donald Tong on Pexels.com

Tidak ada salahnya kamu meproyeksikan konflik dalam ceritamu melalui gambaran visual yang lebih nyata. Jadi, saat kamu menulis konflik dalam sebuah novel atau cerpen, coba putarkan visual konflik-konflik yang ada dalam benakmu sendiri.

Kira-kira, elemen visual apa yang membuat konflik semakin hebat?

Apakah kamu butuh setting matahari terbenam dengan sunset yang memerah seperti saga? Atau kamu membutuhkan satu senjata tokoh antagonis yang hampir tidak terkalahkan seperti milik Thanos?

Atau apa?

Pikirkan hal itu dengan memvisualisasikan konflik tersebut layaknya film dalam benak dan pikiranmu.

9. Baca Karya Fiksi Lainnya

Photo by George Milton on Pexels.com

Cara terakhir untuk kamu lakukan ketika membuat konflik cerita dalam novel adalah dengan membaca karya fiksi penulis lain.

Perhatikan bagaimana mereka membangun konflik, apa yang mereka utarakan, bagaimana mereka melakukannya, dan sebagainya.

Selain menjadi referensimu untuk membangun cerita yang lebih baik, membaca karya fiksi orang lain juga memberikan kamu wawasan lebih luas untuk mentransformasikan cerita menjadi sesuatu yang lebih nyata dari sisi konflik dan permasalahannya.

BACA JUGA:

Nah, itu adalah 9 cara membuat konflik cerita yang menarik dalam karya sastra berbentuk novel, cerpen atau yang lainnya. Dengan menerapkan berbagai cara tersebut, InsyaAllah kamu pasti bisa membuat konflik cerita yang lebih baik daripada sebelumnya.

Jadi, selamat mempraktikkannya, ya.


Tingkatkan skill menulismu

Yuk, gabung di Kelas Menulis Online Penulis Gunung dan keterampilan menulismu akan naik satu level


Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 17 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau  mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini: