5 Cara Membuat Adegan Pertarungan dalam Novel dengan Mudah

cara membuat adegan pertarungan di novel

Salah satu bagian paling menantang dalam penulisan novel adalah menulis adegan pertarungan. Tanpa strategi yang tepat, adegan pertarungan justru akan menjadi sangat membosankan. Nah, bagaimana cara membuat adegan pertarungan dalam novel dengan mudah dan disukai oleh pembaca?

Artikel kali ini akan membantu kamu melakukannya.

5 Tips Mudah Membuat Adegan Pertarungan dalam Novel

Membuat Adegan Pertarungan di Novel
Photo by Vlad Dediu on Pexels.com

Jika adegan pertarungan itu dalam bentuk visual, maka penonton dapat menikmatinya dalam kondisi yang pasif. Gerakan memukul, menerjang, menghantam dan yang lainnya, dapat dilihat tanpa perlu membayangkannya dalam imajinasi.

Namun ini akan berbeda jika adegan pertarungan itu ditulis dalam sebuah novel.

Genre novel action dengan banyak adegan pertarungan tidak bisa memberikan visualisasi langsung pada pembaca tanpa mengaktifkan imajinasi terlebih dahulu. Strategi penulisan adegan pertarungan yang mampu menghidupkan imajinasi pembaca adalah kunci kesuksesan melakukannya.

Membuat adegan pertarungan akan memiliki ruang lingkup yang sangat kompleks. Sebagai penulis kamu tidak harus membuat pembaca memahami apa yang sebenarnya terjadi. Sebaliknya kamu hanya perlu membuat adegan pertarungan itu seolah-olah terjadi di depan mereka.

Nah, untuk bisa melakukan hal tersebut, 5 tips ini akan memudahkannya.

1. Adegan Pertarungan Harus Menggerakkan Alur Cerita

Membuat adegan pertarungan di novel
Photo by cottonbro on Pexels.com

Aturan pertama yang harus kamu ingat ketika mempelajari cara membuat adegan pertarungan dalam novel adalah dengan memastikan bahwa adegan tersebut memajukan alur cerita. Artinya adegan pertarungan yang kamu buat itu harus mampu menggerakkan cerita untuk maju ke depan.

Hindari penulisan adegan pertarungan yang dilakukan secara sembarangan, tanpa tujuan dan hanya memamerkan kemampuan menulis saja.

Salah satu contoh novel perkelahian serial yang populer di Indonesia misalnya dalah Wiro Sableng; Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Hayo, kamu pasti pernah mendengar cerita silat yang legendaris karya Bastian Tito ini, kan?

Dalam novel silat seperti Wiro Sableng, penulis tidak hanya memasukkan adegan pertarungan sebagai atribut cerita belaka. Namun, adegan pertarungan itu memang memiliki kontribusi untuk membuat cerita bergerak maju.

Lantas apa yang dapat digunakan sebagai ukuran untuk melihat bahwa adegan pertarungan yang ditulis benar-benar mampu mendorong cerita bergerak maju?

Gampang saja; Hapus!

Jadi, hapus adegan pertarungan tersebut untuk sementara dan evaluasi narasi cerita sebelum dan sesudah adegan itu ditempatkan.

Jika kamu menemukan ada yang kurang dan cerita terasa tidak sempurna, maka adegan pertarungan yang kamu buat sudah mampu memenuhi tugasnya.

2. Gunakan Adegan Pertarungan untuk Meningkatkan Penokohan Cerita

Membuat adegan pertarungan di novel
Photo by cottonbro on Pexels.com

Adegan pertarungan yang tidak dituliskan dengan baik dalam novel akan menjadi adegan yang paling membosankan, aneh dan mungkin membingungkan bagi beberapa orang. Untuk menghindari hal tersebut, jangan menjadikan adegan pertarungan hanya sebagai aksi konflik saja, namun juga menjadi karakterisasi penokohan cerita.

Maksudnya bagaimana?

Maksudnya adalah buat adegan pertarungan dalam novel yang kamu tuliskan tersebut memiliki tujuan untuk memajukan alur, sekaligus juga memiliki peran untuk mengembangkan karakter tokoh cerita.

Jadi, adegan pertarungan berfungsi pula bagi pembaca sebagai cara mereka untuk lebih dekat dan lebih mengenal tokoh cerita.

Menyampaikan karakteristik tokoh cerita tentu tidak bisa dilakukan dengan narasi dramatis seperti menulis riwayat hidup, kan? Sifat, penokohan, watak atau karakter tokoh dalam novel dapat diungkapkan melalui pandangan tokoh cerita lain atau pun melalui adegan. Dan adegan perkelahian atau pertarungan cukup efektif untuk kebutuhan pengembangan karakter.

Untuk mempermudah kamu melakukakannya, coba ajukan beberapa pertanyaan berikut saat kamu memutuskan untuk membuat sebuah adegan pertarungan.

Beberapa Pertanyaan untuk Meningkatkan Tensi Cerita

  1. Mengapa tokoh cerita membuat pilihan yang mereka lakukan dalam pertarungan tersebut? Apa yang mendorong mereka mengambil pilihan tersebut?
  2. Bagaimana agar setiap pilihan yang diambil oleh tokoh cerita mampu memperkuat karakter dirinya?
  3. Apakah pertarungan atau konflik yang terjadi membawa tokoh cerita semakin dekat dengan tujuan yang ingin ia capai atau justru semakin jauh? Mengapa hal itu bisa terjadi?
  4. Apa yang harus tokoh cerita pertaruhkan dalam adegan pertarungan tersebut?
  5. Apa yang diperjuangkan oleh tokoh cerita untuk memenangkan adegan pertarungan?
  6. Apa yang akan dikalahkan oleh tokoh cerita melalui pertarungan itu?
  7. Tipe petarung seperti apa tokoh cerita itu?
  8. Apa kemampuan fisik dan kemampuan mental tokoh cerita yang sangat mungkin muncul dalam adegan pertarungan?
  9. Dan lain-lain.

Ingat selalu bahwa tidak setiap tokoh utama cerita adalah petarung yang hebat. Sangat mungkin bagi setiap orang untuk melakukan sesuatu yang salah dalam pertarungan dan itu normal.

Intinya adalah; jadikan adegan pertarungan itu sebagai salah satu cara pembaca untuk lebih banyak tahu tentang karakter cerita.

3. Buat Adegan Pertarungan Berlangsung Cepat

Membuat adegan pertarungan di novel
Photo by David Cruz asenjo on Pexels.com

Dalam film dan dalam kehidupan nyata, pertarungan itu berlangsung dengan cepat. Sayangnya dalam novel, kadang-kadang pertarungan berubah menjadi sesuatu yang lambat dan seolah slow motion. Keharusan penulis menyampaikan semua rinciannya kepada pembaca menjadikannya demikian.

Sayangnya itu adalah salah satu bagian krusial yang membuat pembaca tidak tertarik.

Jadi, dalam penulisan adegan pertarungan atau perkelahian atau bahkan peperangan sekali pun, prosesnya harus cepat.

Ini adalah sesuatu yang menantang untuk dilakukan sebagai bagian penting dari cara membuat adegan pertarungan dalam novel. Tetapi beberapa tips ini dapat membantu kamu untuk mengeksekusinya dengan lebih mudah;

1) Tulis Adegan Perkelahian dalam Kalimat Yang Pendek

Kalimat yang lebih pendek akan membuat tempo cerita menjadi lebih cepat sekaligus juga lebih mudah dicerna oleh pembaca.

2) Kombinasikan Aksi atau Tindakan dengan Dialog

Pertukaran verbal seperti saling memaki, mengintimidasi, mengancam juga harus kamu tambahkan dalam adegan pertarungan.

Jadi, ini bukan hanya narasi deksripsi apa yang terjadi saja, namun diperkuat pula dengan dialog yang terjadi di antara tokoh cerita yang bertarung.

3) Jangan Terlalu Fokus pada Apa yang Terjadi dalam Pikiran Tokoh

Banyak penulis novel yang mampu menguraikan dengan panjang lebar apa yang dipikirkan oleh tokoh ceritanya, tapi itu jangan kamu lakukan jika menulis adegan pertarungan.

Pertarungan itu berlangsung cepat dan temponya tinggi. Apa yang dipikirkan oleh karakter hanya dapat muncul sekilas saja.

4) Introspeksi Terjadi Sebelum atau Sesudah Pertarungan, Bukan pada Saat Bertarung

Maksudnya begini;

Ketika tokoh cerita menangkis serangan dan ia tahu seharusnya ia tidak melakukan itu, ia tidak dapat melakukan introspeksi saat tangkisan itu terjadi.

Introspeksi hanya bisa dilakukan setelah tangkisan dilakukan. Atau sebelumnya, dengan perhitungan dan perkiraan gerakan lawannya.

5) Pastikan Pertarungan Berlangsung dengan Singkat

Berbeda teknisnya dengan cara menulis adegan perang antara dua pasukan besar dalam fiksi fantasi epik yang bisa berlangsung lama. Dalam adegan pertarungan antara dua tokoh cerita atau sedikit tokoh cerita, ia harus berlangsung singkat dan tidak berlarut-larut.

4. Aktifkan Semua Panca Indera Saat Adegan Pertarungan

Membuat adegan pertarungan di novel
Photo by cottonbro on Pexels.com

Cara terbaik lainnya untuk membuat adegan pertarungan dalam novel menjadi lebih hidup adalah dengan memperdalamnya melalui semua yang diterima panca indera. Jadi, aktifkan penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan juga indera sentuhan tokoh cerita.

Pikirkan apa yang terjadi dalam pertarungan itu berdasarkan panca inderamu; Apa yang mungkin bisa kamu lihat? Apa yang akan didengar oleh telingamu? Apa yang dirasakan kulitmu? Ketika mulutmu berdarah karena terkena pukulan, apa yang dirasakan lidahmu? Ketika pertarungan terjadi di bengkel mobil, apakah hidungmu mencium bau oli bekas atau aroma karet ban?

Intinya adalah; aktifkan semua panca inderamu untuk menghadirkan adegan pertarungan yang benar-benar nyata dalam imajinasi pembaca.

Penglihatan mungkin akan lebih jelas karena kamu dapat melihat apa yang akan terjadi dan menceritakannya kepada pembaca.

Tapi bagaimana dengan telinga? Apa yang bisa kamu berikan kepada pembaca?

Nah ini adalah waktunya untuk mengenalkan istilah onomatopoeia. Onomatopoeia adalah kata yang terdengar seperti apa yang digambarkannya. Kamu mungkin biasa menemukan onomatopoeia dalam komik.

Dalam novel beberapa kata yang populer untuk onomatopoeia misalnya adalah;

  • Boom (ledakan)
  • Crass (sabetan pedang)
  • Dor (tembakan pistol)
  • Wuz (tendangan)
  • Trang (pedang beradu)
  • Dan lain-lain.

Indra perasa lidah juga bisa kamu aktifkan untuk membuat adegan pertarungan semakin dalam dan mampu memghidupkan lebih jauh imajinasi para pembaca.

Coba lihat contoh narasi perkelahian berikut ini;

“Ketakutan mulai terasa memenuhi udara”

Itu adalah narasi yang terlalu luas dan bias, coba kamu ganti dengan mengaktifkan indra perasa tokoh cerita dengan misalnya membuat seperti ini;

“Darah mengucur dari sudut bibirnya, memberikan cita rasa aneh ketika bercampur dengan sisa-sisa permen mint yang masih ada di mulutnya”

Kamu pastinya bisa membuat contoh yang lebih baik daripada hal itu.

Akan tetapi yang penting adalah kamu mengerti maksudnya bahwa dengan menghidupkan panca indera tokoh cerita, sebuah adegan perkelahian akan jauh lebih nyata dalam imajinasi pembaca.

5. Lakukan Editing dengan Ketat

Membuat adegan pertarungan di novel
Photo by Thao Lee on Pexels.com

Tips terakhir untuk membuat adegan pertarungan yang bagus dalam novel adalah dengan mengevaluasinya, membaca ulang dan mengeditnya kembali.

Cerita yang bagus adalah cerita yang ditulis dengan baik dan diedit dengan baik pula untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Rumus yang sama juga berlaku untuk adegan pertarungan. Jadi, pastikan kamu mengeditnya dengan seksama sebelum itu sampai ke tangan pembaca.

Beberapa hal yang bisa kamu ingat ketika melakukan editing adegan pertarungan misalnya adalah;

  • Hapus detail yang tidak penting dan bisa memperlambat tempo pertarungan.
  • Hapus bahasa melankolis dan terlalu berbunga-bunga.
  • Hapus kata-kata yang tidak perlu atau hanya menggandakan makna. Intinya, buat setiap kalimat dalam adegan pertarungan dengan lebih singkat dan jelas.

Contoh Adegan Pertarungan dalam Novel

Photo source: The Jakarta Post

Nah sebagai penutup artikel ini, saya akan menyertakan satu contoh adegan pertarungan dalam novel Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 yang berjudul Misteri Dewi Bunga Mayat.

Bastian Tito adalah penulis novel silat Indonesia yang legendaris. Wiro Sableng yang menjadi karyanya menjadi ikon cerita silat yang belum terkalahkan hingga kini. Salah satu keistimewaan dari novel serial tersebut adalah kemampuan sang penulis menggambarkan adegan pertarungannya.

“Dewi, jangan!” ratap Ambalit.

Saat itu sang dewi sudah angkat tangan kanannya.

“Kawan-kawan!” tiba-tiba Gandring berkata, “daripada mati percuma lebih baik berusaha mempertahankan hidup!” Lalu pemuda ini keluarkan goloknya. Dua kawannya yang tadi sudah merasa tidak punya harapan hidup lagi, melihat apa yang dilakukan Gandring jadi muncul keberaniannya dan segera pula mencabut senjata masing-masing. Bladu menghunus sebilah keris sedang Ambalit mencabut sebatang besi yang ujungnya penuh tonjolan runcing seperti penggada.

“Ha…ha…! Kalian pemuda-pemuda pemberani! Majulah berbarengan agar cepat aku membereskan kalian!” seru Dewi Bunga Mayat.

Ambalit, Bladu dan Gandring melompat menyergap. Tiga senjata berkelebat. Saat itu justru terdengar suara orang membentak.

“Manusia-manusia pengecut! Terhadap seorang dara kalian berani main keroyok!”

Satu bayangan berkelebat. Gandring terdorong hampir jatuh. Bladu terpelintir sempoyongan sedang Ambalit menggerung kesakitan sambil pegangi bibirnya yang pecah terkena jotosan keras. Lima giginya rontok!

Dewi Bunga Mayat yang barusan hendak menghantamkan tangan kanannya hentikan gerakan dan mundur dua langkah.

Di hadapannya tegak seorang pemuda berambut gondrong. Pemuda inilah yang tadi membuat dua orang penyerangnya terpelanting dan seorang lagi pecah mulutnya. Dewi Bunga Mayat ingat, pemuda ini adalah yang ada dalam kedai yang selalu memperhatikanya. Dia tidak ada sangkut paut dengan pemuda itu dan merasa jengkel karena berani mencampuri urusannya.

Sebelum sang dewi sempat membentak si gondrong telah lebih dulu menjura seraya berkata, “Maafkan kalau aku membuatmu marah. Aku tidak bermaksud mencampuri urusanmu. Aku hanya tidak suka melihat tiga pengecut ini mengeroyokmu!”

BACA JUGA:

Kesimpulan

Membuat adegan pertarungan dalam novel adalah bagian krusial yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan supaya benar-benar menarik bagi pembaca.

Adegan pertarungan yang bagus akan membuat bangunan cerita di dalam novel semakin melekat dalam benak pembaca. Sebaliknya, adegan perkelahian yang membosankan dan cenderung bertele-tele juga akan mengecewakan pembaca.

Cara terbaik untuk memiliki keterampilan membuat adegan pertarungan di novel adalah dengan melatihnya sesering mungkin. Semakin sering kamu menulis adegan pertarungan maka akan semakin sempurna pula hasilnya.

Dan beberapa tips di atas tentu bisa membantu kamu melakukannya.

Selamat mencoba!



Penulis terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 19 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini: